MEDIA INFORMASI DAN ILMU PENGETAHUAN

22 Mei 2012

Keunikan Bangsa Indonesia

Di era sekarang ini, sering sekali kita temukan masyarakat yang bertingkah arogan, pada hal mereka hidup di jaman modern yang dimana harusnya mengerti tentang persamaan bersosialisasi. “Cuek” dengan kanan-kirinya yang adalah mungkin menjadi penunjang keberhasilan mereka. Ahh.. pertanyaan yang muncul, bagaimana sampai bisa sedemikian seperti itu? muncul lagi pertanyaan, apakah memang dari dulu masyarakat bangsa ini seperti ini?. Binatangpun enggan menampakan wajah mereka kepada semua manusia, mereka hanya bersembunyi di balik tempat pemameran mereka karena tidak bisa berbuat banyak, walaupun di tempat yang aman bagi keuntungan manusiapun mereka tidak merasa nyaman. Kenapa bias seperti itu? Aneh, tapi itu memang nyata adanya.
            Tiap hari selalu dipertontonkan orang-orang yang memakai sepatu dan jam tangan bermerek berkoar-koar tentang kebenaran, “saya yang benar dan anda yang salah”, bahkan lebih banyak lagi yang berteriak dengan lantang “kami lakukan ini untuk rakyat”, rakyat yang manakah itu?. Kekuasaan menjadi harga mutlak bagi “mereka”  yang tetap ingin memajukan negara ini dengan cara mereka. Sedangkan di pinggirang kali, di pesisir pantai, di atas gunung-gunung yang menutupi raut wajah sebagian anak bangsa, hanya bisa terdiam sambil tertawa, sesekali menangis  ketika mereka bisa merasakan nasi yang mereka makan sekali dalam sehari. Kemanakah orang-orang pintar yang dihargai satu rupiah, dan di luar negeri mereka dihargai seribu rupiah? Apakah di jaman sekarang ini, yang pantas merubah negeri ini hanya “mereka-mereka” yang memakai jas yang sama? Aneh, tapi itu memang nyata adanya.
            Lebih menyedihkan lagi ketika harga yang mejadi dasar kesejahteraan bangsa ini yaitu Pendidikan masih di perjual-belikan. Bagaimana bisa ketika anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar harus membaca tentang selingkuh. Pendidikan seperti apa itu?. Bagaimana mungkin lembar-lembar bacaan pelajaran berisi hal-hal yang tidak sesuai dengan yang selama ini telah kita anut?. Bagaimana mungkin para “bos-bos” pendidikan kita percaya dengan cara UN yang selama ini telah diteriak-teriakan sang pemikir bahwa itu tidak bisa di pakai dalam sekarang ini untuk peserta didik? Aneh, tapi itu memang nyata adanya.